Rabu, 29 Maret 2017

MENGGALI POTENSI DIRI SENDIRI


Kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang menggali potensi diri, dimana saya menulis ini sebenarnya untuk memenuhi tugas matakuliah pengantar komputasi modern. Menggali potensi diri pada masa muda merupakan masa dimana kita masih sangat bersemangat dalam mencoba hal-hal baru. Semuanya seakan mampu kita lakukan selama kita memiliki niat yang kuat. Bisa mengeksplor terhadap segala potensi yang ada pada diri kita. Namun kebanyakan dari kita sering kali sulit untuk menggali potensi yang ada pada diri kita sendiri.

Untuk menggali dan memaksimalkan potensi yang ada pada diri kita, berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Cari dan temukan potensi diri
2. Jangan takut mencoba hal baru
3. Tingkatkan terus kompetensi yang ada pada diri sendiri
4. Memperluas wawasan dengan memperkaya informasi
5. Lakukan tindakan untuk meningkatkan potensi yang ada
6. Hargai diri sendiri


Saya erfan subhana mahasiswa tingkat akhir universitas gunadarma disini saya akan menceritakan tentang menggali potensi diri saya sendiri dalam pengalaman saya di bidang capoeira yaitu adalah olahraga bela diri dari negara rio de janeiro atau yang disebut Brazil.
Cerita ini bermula dari umur saya 15 tahun saya terpana dengan melihat penampilan ekstrakulikuler pada saat MOS (Masa Orientasi Siswa) yang ada di SMA saya, SMA Panglima Soedirman, disitu saya terpana ketika melihat kakak – kakak kelas 2 yang menampilkan bela diri Capoeira mulai dari baju bela diri yang dipakai begitu menarik dan tidak kaku seperti karate ataupun taekwondo sampai loncat – loncatan yang indah dari bela diri tersebut karena lompatan tersebut tidak main – main, itu sangatlah dibutuhkan latihan yang bersungguh – sungguh dan diajar oleh yang ahli.
Dan pada saat pembelajaran sudah dimulai, saya langsung mendaftar ke ekstrakulikuler tersebut, saking saya sebegitu antusiasnya saya sampai menulis akstrakulikuler Capoeira dengan huruf besar semua di kertas “Pendaftaran Ekstrakulikuler”. Dan seminggu kemudian saya langsung mengikuti pelatihan pertama capoeira alhamdulillah tempat pelatihan capoeira tersebut terdapat di samping perumahan saya, tempat pelatihannya hanya berupa rumput hijau dan itu disebuah taman lapang, saya datang pertama ditempat itu padahal pelatihan dimulai jam 15.30 tapi saya sudah datang dari jam 15.00, pelatihpun belum datang karena rumah saya yang paling dekat dengan tempat pelatihan tersebut, sesampainya kakak pelatih capoeira saya kaget dengan bawaannya “lho kak itu bambu panjang dibelakang kakak apa ?” kakak pelatih menjawab “oh bukan ini alat musik khas brazil untuk mengiringi bela diri capoeira” saya bertanya kembali “namanya apa tuh kak ?” diapun menjawab “oh ini namanya berimbau” saya menjawab “ooooooooooooh”. Saya pun bersiap untuk berlatih capoeira dan mengganti baju dan celana saya dan berlatih gerakan – gerakan awal capoeira seperti menendang kedepan, tendangan memutar kekiri atau kekanan dan menghindar serangan dari hindaran kebawah kanan dan kiri dan menangkis tendangan dengan tangan.
Dan pada saat saya di sma kelas 2 saya mengikuti kenaikan sabuk atau yang disebut porda di universitas trilogy diseberang makam pahlawan kalibata. tapi disana saya belum mempunyai sabuk jadi saya mengikuti pengambilan sabuk putih atau sabuk pertama di capoeira. Saya disana mendapatkan teman baru dan pengalaman baru di capoeira disana saya mendapatkan pembelajaran tentang capoeira ternyata nama guru utama di capoeira ini adalah mestre gato tapi yang dating ke acara tersebut adalah anaknya yaitu mestre pedro saya senang disana bias berjabat tangan dengan mestre pedro, dan ketika pertarungan antar sabuk dimulai saya mulai gugup dan tidak tau mau gerakan apa yang saya mau keluarkan nanti, dan alhasil disitu saya kalah dalam pertarungan saya mengalami sedikit malu dan canggung karena disitu saya kalah. Dan pelatih saya tetap mendukung saya walaupun saya dalam keadaan kalah. Tetapi disana saya tidak berkecil hati saya harus percaya pada diri sendiri disana ada 2 kesempatan dalam pertarungan pengambilan sabuk putih dan pada kesempatan kedua itu saya tidak menyianyiakannya saya menghafalkan pola main dan disana saya mengutamakan permainan ciamik yang menawan seperti au yaitu lompatan seperti koprol tapi kearah kanan atau kiri dan tendangan – tendangan yang tidak bias dihindari oleh musuh dan alhasil musuh kedua dari pengambilan sabuk tersebut kalah dan saya bisa mendapatkan sabuk putih.
Dan pada beberapa bulan kemudian saya sudah merasa menjadi pemain capoeira yang cukup bagus disana saya diberi tantangan lagi oleh pelatih capoeira yaitu loncatan volaseka yaitu tendangan yang dipaduka oleh salto kebelakang yang menyamping, dan saya langsung mencoba loncatan pertama dan gagal saya mencoba terus menerus di tempat pelatihan tersebut sampai – sampai saya terpleset pada saat loncat dan saya disana mengalami cedera yang cukup parah yaitu cedera engkel dibagian kaki kanan. Saya pun langsung terhenti dari pelatihan hari itu dan saya Cuma bisa termenung sendiri Karena tidak bisa melakukan loncatan tersebut. Beberapa hari kemudian saya sembuh dari cedera itu dan saya sudah mulai fit kembali tapi saya masih belum diperbolehkan untuk berlatih oleh pelatih saya Karena diperintahkan beristirahat 2 minggu tapi saya langsung berlatih sendiri dirumah, terus dan terus saya berlatih loncatan tersebut dan kemudian saya mendapatkan lompatan pertama dari volaseka itu sayapun semakin bersemangat untuk mengambil lompatan lain. Dan dalam waktu 2 minggu itu saya bisa menguasai lompatan itu. Dan pelatih sayapun kaget dan ikut senang saya bisa menguasai lompatan tersebut, sayapun ikut bangga bisa melakukan lompatan tersebut. dan itu manjadi kebanggaan tersendiri bagi saya.

Jadi, pada inti pengalaman saya dalam bela diri capoeira ini adalah teruslah menggali potensi diri sendiri walaupun anda terjatuh bukan berarti itu jalan buntu teruslah mencoba teruslah berlatih sampai anda dapat menggapai impian atau keinginanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar